Rugi atau kerugian bukanlah hal yang asing lagi di telinga kita, dan yang pasti setiap orang tidak mau merugi. Merugi secara garis besar sebenarnya ada dua macam yaitu rugi di dunia dan rugi di akhirat, namun perlu kita ingat bahwa rugi di dunia tidak sama dengan akhirat. Kerugian di dunia hanya bersifat sementara dan tidak kekal sebagai contohnya rugi material dalam usaha, kita tidak akan selamanya dalam kerugian roda kehidupan akan berputar sesuai waktu yang sudah di janjikan ketika nyawa ditiupkan kedalam diri kita, dan yang pasti kita akan bergerak sesuai waktu kita sendiri. Hal tersebut sangat berbeda jauh dengan kerugian di akhirat, kerugian di akhirat adalah kerugian yang kekal dan kerugian yang nyata sesuai yang sudah disebutkan Allah swt dalam firman-Nya :
Artinya : " Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat". Ingatlah yang demikian itu adalah kerugian yang nyata. (Az-Zumar/ 39 : 15)
Ayat diatas menegaskan bahwa kerugian yang nyata adalah kerugian di akhirat yang akan membuat kita menyesal selamanya, dan kerugian tersebut terjadi berdasarkan perbuatan kita selama di dunia. Kerugian akhirat akan kita sesali ketika hari kiamat telah tiba dan seluruh amal perbuatan kita ditimbang dengan timbangan yang tidak ada sedikitpun mengandung kecurangan didalamnya. Kita harus senantiasa mengingat siapa yang menciptakan kita, apa tujuan kita diciptakan, dan kemana kita kita akan dikembalikan. Jika kita selalu mengingat hal tersebut kemungkinan kita akan mengabdi dan melakukan amal kebajikan sebanyak mungkin agar kita termasuk orang yang beruntung dan mempunyai timbangan amal kebaikan yang lebih berat dari amal keburukan. Namun, jika kita menyia-nyiakan waktu yang diberikan Allah kepada kita di dunia dengan tidak menjalankan perintah-Nya dan malah berbuat keburukan maka percayalah kita akan mendapat ganjaran atas apa yang sudah kita perbuat dan sungguh itulah kerugian yang terus menerus kita lakukan tanpa kita sadari. Yang paling disayangkan jika kita bermalas malasan dalam urusan dunia dan begitu juga dengan urusan akhirat, kita akan merugi didunia dan akhirat.
Semua orang tentu ingin selalu dalam keberuntungan dan tidak ingin kerugian menimpa dirinya. Namun fakta yang beredar di jaman sekarang berkata lain, banyak kejadian dikalangan masyarakat yang tidak mampu menyikapi kerugian yang mendera dirinya sehingga kerugian tersebut menimbulkan masalah yang semakin berat, misalnya pengusaha yang bunuh diri karena bangkrut dan dililit hutang, pembunuhan karena kalah judi dan sebagainya "na'udzu billah". Seakan -akan kita hidup tanpa tujuan dan tanpa petunjuk, padahal sudah jelas petunjuk kehidupan diatur dalam Al-Qur'an, kita hanya diperintahkan berusaha sebaik mungkin dan mengamalkan perintah-Nya. Kerugian yang paling sering dilupakan oleh manusia adalah enggan dalam menuntut ilmu agama, mungkin anda tahu bahwa ada banyak peluang yang sudah anda lewatkan karena bermalas-malasan dalam menuntut ilmu. Jika saat ini ada diantara kita yang sampai detik ini masih ada yang belum bisa setidaknya membaca Al-Qur'an, itu tanda nya anda enggan atau tidak mau belajar. Suatu impian tidak akan dapat kita penuhi jika kita sendiri tidak mau mengejar mimpi kita, begitu juga dengan ilmu pengetahuan jika anda tidak mau belajar maka anda tidak akan bisa dan bersiaplah untuk rugi karena bisa saja ilmu yang tidak anda pelajari akan berguna dimasa depan.
Coba bayangkan, seandainya saat ini anda punya peluang untuk belajar membaca Al-Quran dan anda enggan untuk belajar sehingga anda masih belum bisa baca Al-Qur'an, beberapa bulan kemudian datang seorang anak kecil kepada anda yang meminta agar anda mengajari dia baca Al-Quran. Apa yang akan anda jawab..? bagaimana jika dia menertawakan anda..? anda punya jawaban tersendiri, bisa saja anda jujur, sabar, marah, berbohong atau mungkin tidak ingin diganggu atau sedang sibuk dan sebagainya tergantung pribadi masing-masing. Satu hal yang perlu anda pahami bahwa apapun alasan yang anda buat untuk meloloskan diri, ketahuilah disaat itu juga anda telah melepas peluang untuk menanamkan amal jariyah berupa ilmu yang bermanfaat kepada anak itu, bukankah anda telah merugi..? 😊. Sabar, itu hanya kerugian di dunia anda bisa saja memperbaikinya selagi kita masih bisa bernafas yaitu dengan cara belajar bersungguh-sungguh supaya kerugian tersebut tidak terulang kembali dan jika ada peluang yang sama anda bisa mengambilnya karena jika anda berhasil mengambil peluang tersebut anda akan beruntung.
Sekarang pilihan ada ditangan anda, gunakan lah waktu yang anda miliki untuk mencari amal kebaikan sebanyak mungkin dan jangan enggan untuk belajar karena ilmu tidak akan jauh dari amal kebajikan jika diletakkan dalam kadar ketentuannya. Sebagai contoh,
"anda tidak akan pernah bisa baca Al-Qur'an, jika anda tidak pernah belajar mengaji, dan anda tidak akan mendapat pahala membaca Al-Qur'an , jika anda tidak pandai mengaji", disini terlihat jelas hubungan antara ilmu dengan amal kebajikan saat anda belajar otomatis anda mendapatkan ilmu membaca Al-qur'an dan kemudian pahala membaca nya menambah amal kebajikan pada diri anda. Sungguh disayangkan jika anda tidak mau belajar hukum ilmu agama islam hanya karena anda takut tidak mampu menjalankan hukum tersebut. Jangan berpangku tangan pada pemikiran yang salah tentang kesalahan akan dimaafkan jika anda tidak mengetahui hukumnya. Misalnya, anda tidak mau mendengar ceramah hanya karena anda takut tidak mampu menjalankannya, sehingga suatu saat anda melanggar hukum yang sebelumnya dijelaskan dalam ceramah tersebut, maka anda akan dimaafkan begitu saja.? dengan alasan anda tidak mengetahui hukumnya?. Menurut saya anda salah besar menanggapi hukum agama islam dan sungguh anda berada dalam kerugian, ingatlah bahwa apapun yang anda lakukan punya kadarnya masing-masing, silahkan tanya ahli ibadah di tempat tinggal anda. Mulai sekarang jika anda sebelumnya punya masa lalu yang suka menghabiskan waktu pada sesuatu yang tidak bermanfaat tinggalkan lah, mari kita rubah pola hidup kita kearah yang lebih baik, bukankah masih banyak aktivitas yang bermanfaat untuk dunia dan akhirat yang seharusnya kita kerjakan selain menghabiskan waktu bermain game, bukan ?.
Siapapun anda, ingatlah bahwa kematian itu pasti akan datang dengan tepat waktu, hendaknya kita semua harus melihat sudah berapa banyak amal ibadah yang kita punya, apakah anda yakin timbangan kebaikan anda sudah lebih berat dari dosa anda. Maka dari itu hendaknya lah kita mendekatkan diri kepada Allah dan mengejar untuk akhirat agar kita tidak merugi dunia dan akhirat, karena jika anda mengejar akhirat maka dunia akan mengikuti mu tapi tidak dengan sebaliknya jika anda mengejar dunia maka akhirat akan menjauh dan kemudian anda akan menjadi orang yang merugi. Kita akan tetap merugi jika kita tidak memanfaatkan waktu yang ada untuk mengerjakan kebajikan. Jika sekarang waktunya shalat sendang anda asyik bermain game maka saat itulah anda tidak sadar bahwa anda sedang dalam kerugian, silahkan anda kurangi perlahan-lahan, kan anda tau bahwa musuhnya bakal hidup lagi toh? dan dalam islam kan tidak diperbolehkan membunuh😀.
Sekian artikel kali ini semoga dengan ini kita bisa memanfaatkan waktu kita sebaik mungkin dan menghindari kerugian yang hakiki tersebut sehingga kita tidak termasuk orang yang merugi. Saya berharap kita semua dijauhkan dari kerugian dunia dan akhirat.